News Detail
Mandiri News Detail Portlet
Pemberitaan Hari Ini - 12/3

NEWS & RELEASE
Bisnis Indonesia DAMPAK PERBAIKAN EKONOMI NASIONAL Kinerja Big Caps Terakselerasi Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, laju pertumbuhan laba bersih delapan emiten berkapitalisasi pasar terbesar sepanjang 2017 tercatat lebih kencang dibandingkan dengan kenaikan pada tahun sebelumnya. Sejauh ini, baru delapan emiten berkapita lisasi pasar terbesar (big caps) yang telah melaporkan kinerja keuangan tahun buku 2017. Mereka adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Unilever Tbk. (UNVR), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Astra International Tbk. (ASII), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT United Tractors Tbk. (UNTR). Pada 2017, laba bersih delapan emiten tersebut naik 18,23% secara tahunan, sedangkan pada 2016, laba bersih mereka tumbuh tipis 3,62% secara tahunan. |
Bisnis Indonesia HARGA SAHAM BIG CAP Prospek Masih Menarik Kendati rilis laporan keuangan 2017 menunjukkan hasil positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya, harga saham 10 emiten berkapitalisasi terbesar cenderung terkoreksi secara year-to-ate (ytd). Berdasarkan data Bloomberg, tercatat hanya empat emiten big caps yang harga sahamnya positif, a.l. saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 6,39% ke level Rp23.300 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (9/3). Ada pula saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang menguat 1,37% ke level Rp3.690 dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang meningkat tipis 1,25% menjadi Rp8.100. Adapun, harga saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadi satusatunya saham 10 besar big caps yang mencatatkan kenaikan sepanjang tahun berjalan. Harga saham UNTR naik 2,33% ke level Rp36.225. |
Tempo Rupiah Masih Berpotensi Tertekan Pelemahan nilai tukar rupaiah terhadap dolar AS diperkirakan masih berlanjut. Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan kurs Rupiah bakal bergerak di kisaran Rp13.760-13.790 per dolar AS.”Sentimen dalam negeri belum ada yang secara signifikan dapat menahan pelemahan rupiah,” kata dia, kemarin. Tapi Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meminta masyarakat tak terlalu khawatir atas depresi kurs rupiah. Ia memastikan reputasi Indoneia sebagai negara yang memilki stabilitas makro ekonomi dan keuangan masih terjaga. Selama Januari- Maret 2018, pelemahan rupiah sudah mencapai 1,5 persen. Agus menjelaskan faktor utama depresiasi adalah dinamika global. Salah satu yang menjadi perhatian pasar adalah pidato Gubernur Bank sentral AS (The Federal Reserve) Jerome Powell yang akan menaikan acuan suku bunga atau the Fed Fund Rate lebih dari tiga kali tahun ini. |
Bisnis Indonesia Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah: Bank Kian Waspada Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar AS, membuat perbankan bersikap lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit valuta asing. Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan bahwa bak kini enggan menawarkan kredit valuta asing (valas) kepada debitur yang dinilai tidak layak secara bisnis. Bank memilih untuk memastikan bahwa bisnis debitur benar-benar dapat menghasilkan pundi-pundi dolar pula. Bank sentral menilai bahwa pada tahun-tahun lalu tidak sedikit korporasi yang nilai kerdit valas beresiko rendah karena nilai tukar rupaih terhadap dolar AS cenderung stabil. Namun demikian, Agus menuturkan, selama lima tahun terakhir BI terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak mengambil resiko dari pergerakan nilai tukar. Dalam Kondisi yang terus berubah, saat ini BI optimis para pelaku-pelaku di industri perbankan telah semakin mahir menyeimbangkan penyaluran kredit valas dan rupiah, sesuai dengan tingkat resiko masing-masing. “Dan yang pasti, kalau bank ingin menumbuhkan nilai penyaluran kreditnya haruslah bisa menawarkan fasilitas dengan bunga yang lebih kompetitif. Kalau tidak, korporasi yang sudah konsilidasi lebih senang masuk ke pendanaan dari pasar modal,” ujar Agus. |
Kompas 87 Instansi Segera Gunakan Kartu Kredit Transaksi Kartu Kredit bagi instansi pemerintah diharapkan bisa membuat pengguna anggaran lebih transparan. Uji coba juga dilakukan di empat kementerian dam lembaga. Direktorat Jendral Perbendaharaan Kementerian Keuangan menargertkan semua kementerian dan lembaga negara yang berjumlah 87 instansi menggunakan kartu kredit pemerintah di akhir 2018. Hal ini diharapkan mendorong efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Mulai awal tahun ini, direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan menginisiasi kartu kredit pemerintah untuk pembayaran belanja operasional dan perjalanan dinas kementerian dan lembaga negara. Ada empat bank Pemerintah yang digandeng selaku penerbit kartu kredit, yakni PT Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara. Sekitar 500 kartu kredit dibagikan kepada pemimpij dan pegawai sampai eselon tertentu di empat instansi pemerintah pada awal 2018 sebagai proyek percontohan. |
Investor Daily Himbara: Potensi pembiayaan bank di Indonesia masih sangat besar Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menilai, pembukaan cabang bank di luar negeri dinilai tidak terlalu efektif jika dilakukan semua bank. Pasalnya potensi di Indonesia masih sangat besar untuk dibiayai kredit bank dan persaingan di luar negeri akan semakin ketat jika semua bank ekspansif ke luar negeri. Ketua Himbara Maryono, Jakarta, akhir pekan lalu menjelaskan, dengan adanya dua bank nasional yakni Bank Mandiri dan BNI yang telah membuka cabang di luar negeri, maka pihaknya mengaku bank lain harus tetap fokus untuk menggarap bisnis di Indonesia yang masih besar potensinya. Adapun, Direktur Utama BTN Maryono juga menyebut BTN sampai saat ini tidak memiliki rencana untuk membuka cabang di luar negeri. Sebab, BTN masih fokus menggarap bisnis perumahan dan prospek bisnis perumahan di Indonesia masih sangat besar. Sementara itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya belum memiliki rencana membuka cabang di luar negeri, khususnya ASEAN, meskipun OJK mendesak BCA membuka cabang di regional. |
Investor Daily Bank Mandiri - Kospin Jasa Buka Layanan Electronic Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Pekalongan, Jawa Tengah, membuka layanan electronic banking (e-banking) yang nantinya dapat dinikmati para nasabah koperasi itu. CEO Bank Mandiri Region VII Jateng/DI Yogyakarta Maqin U Norhadi di Pekalongan, Sabtu (10/3), mengatakan bahwa dengan adanya kerja sama ini maka Bank Mandiri dan Kospin Jasa akan memiliki branding e-money. “Nantinya e-money tersebut ada logonya Kospin Jasa. Demikian pula, e-money itu memiliki fungsi sama seperti pada Bank Mandiri. E-money tersebut dapat digunakan untuk membayar tol dan belanja,” kata Maqin seperti dilansir Antara.
|