Press Detail
Press Release Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Kamis, 21 November 2024
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
November, 21, 2024 | Daily Economic Review: Bank Indonesia Kembali Mempertahankan BI Rate pada Level 6,00%
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00% pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) tanggal 19-20 November 2024.
Suku bunga Deposit Facility (DF) dan Lending Facility (LF) juga dipertahankan pada level 5,25% dan 6,75%. Keputusan ini sejalan dengan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik global dan mendukung kinerja ekonomi domestik.
Kebijakan Likuiditas Makroprudensial untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi.
Bank Indonesia terus memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong pertumbuhan kredit terutama di sektor-sektor prioritas seperti hilirisasi minerba, pangan, UMKM, pariwisata, dan ekonomi kreatif, sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini terbukti optimal dengan tumbuhnya penyaluran kredit pada Oktober 2024 mencapai 10,92% yoy atau naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,85% yoy.
Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan global dan domestik untuk mencermati ruang penurunan suku bunga lebih lanjut.
Saat ini, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dapat meningkatkan ketidakpastian global terkait kebijakan fiskal AS yang lebih agresif dan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. Dengan data ekonomi AS yang juga masih bervariasi, hal ini berpotensi memengaruhi prospek penurunan Fed Funds Rate (FFR) oleh The Federal Reserve (The Fed). Bank Indonesia memprediksi penurunan FFR sebesar 25 bps pada akhir 2024 dan penurunan sebesar 50 bps pada tahun 2025.
Office of Chief Economist Bank Mandiri memandang masih terdapat ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada akhir 2024.
Hal ini juga seiring dengan kemungkinan penurunan FFR sebesar 25 bps menjadi 4,5% jika data ekonomi AS melandai. Pemangkasan suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik, yang pada akhirnya dapat mendukung penguatan nilai tukar Rupiah di kisaran Rp15.400–15.700 per USD pada akhir tahun 2024. (sa)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: