Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
April, 09, 2025 | Daily Economic Review: PMI Manufaktur Indonesia Masih Berada di Zona Ekspansif pada Maret 2025

 

PMI Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 52,4 pada Maret 2025, turun dari 53,6 pada Februari 2025. PMI tetap berada di zona ekspansif selama tiga bulan pertama 2025. 
Realisasi ini juga menandai bulan keempat berturut-turut kembalinya PMI Indonesia ke zona ekspansif, setelah sebelumnya berada di bawah level 50 pada Juli hingga November 2024.  Di sisi lain, peningkatan PMI Manufaktur Indonesia mengindikasikan aktivitas sektor manufaktur tetap mencatatkan kinerja yang solid. 

PMI yang masih berada dalam zona ekspansif ini didorong oleh pertumbuhan output dan pesanan baru yang tetap kuat, meskipun laju kenaikannya sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya. 
Permintaan pasar dari domestik dan luar negeri yang masih kuat juga menjadi faktor utama yang menjaga PMI pada level ekspansif selama awal 2025. Selain itu, peningkatan output oleh perusahaan juga diiringi oleh bertambahnya aktivitas pembelian bahan baku untuk memenuhi pesanan dan mengantisipasi kenaikan penjualan pada bulan-bulan berikutnya. Upaya perusahaan untuk meningkatkan stok dan kapasitas produksi sejalan dengan optimisme produsen Indonesia terhadap penguatan permintaan pelanggan di masa mendatang.

Ke depan, faktor risiko yang dapat menghambat peningkatan ekspor manufaktur Indonesia adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagang terbesarnya. 
Indonesia termasuk salah satu negara yang terdampak dengan pengenaan tarif sebesar 32% atas ekspor ke Amerika Serikat. Peningkatan tarif ini berisiko menekan kinerja ekspor nasional, terutama untuk produk-produk manufaktur (tekstil, alas kaki, dan elektronik) yang memiliki eksposur tinggi ke pasar AS. Tekanan terhadap ekspor dapat memperburuk defisit transaksi berjalan dan menambah tekanan terhadap stabilitas nilai tukar Rupiah. Selain itu, faktor risiko lainnya adalah konflik antara Rusia dan Ukraina serta Israel dan Palestina yang dapat tereskalasi dan meluas sewaktu-waktu sehingga berpotensi menekan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan. (ank)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Unduh Dokumen Media