Press Release Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Thursday, 13 February 2025

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri

Februari, 13, 2025 | Daily Economic Review: Pasar Keuangan Berkelanjutan Global 2024 Mencapai USD 1,04 Triliun

Penerbitan obligasi dan pinjaman berkelanjutan global terus meningkat, dengan perolehan dana mencapai USD 1,04 triliun di tahun 2024. 
Instrumen green, sustainability, dan sustainability-linked (GSS+) mendominasi dengan total penerbitan obligasi sebesar USD 559,53 miliar. Sepanjang tahun 2024, Eropa mendominasi penerbitan sustainable bonds sebesar 44% dari total penerbitan. Di sisi lain, Asia unggul dalam penerbitan green loan sebesar 50% dari proporsi dunia. Secara global, BNP Paribas memimpin sebagai lead arranger dalam green bonds, sementara Société Générale menjadi pemberi pinjaman terbesar di sektor keberlanjutan.

Sektor keuangan menjadi penerbit terbesar jenis sustainable bonds, sementara sektor energi mendominasi green loans. 
Sektor keuangan mencatat penerbitan sustainable bonds terbesar secara global, dengan total USD 406,6 miliar. Sementara itu, sektor energi menjadi penerima green loan tertinggi yaitu sebesar USD 81,7 miliar. Penggunaan dana pinjaman akan berfokus pada proyek lingkungan, di mana USD 166,9 miliar dialokasikan untuk renewable energy melalui penerbitan obligasi, sedangkan sejumlah USD 19,8 miliar didapatkan melalui pinjaman.

Di ASEAN, pinjaman berkelanjutan lebih diminati dibandingkan obligasi. Secara regional, sustainable loans menyumbang 45% dari total pembiayaan berkelanjutan, menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan sustainable bonds. 
Singapura mencatat penerbitan obligasi berkelanjutan tertinggi, dengan OCBC dan DBS sebagai lender utama. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat keempat dalam penerbitan obligasi berkelanjutan, dengan total dana pinjaman USD 1,94 miliar yang sebagian besar berasal dari pembiayaan pemerintah.  

Pasar keuangan berkelanjutan diperkirakan terus tumbuh, didorong oleh regulasi yang lebih ketat, insentif pemerintah, dan meningkatnya minat investor. 
Namun, negara berkembang masih menghadapi tantangan biaya pendanaan yang tinggi dan akses terbatas ke pasar global. Secara regional, Indonesia berpotensi memperbesar perannya dengan kebijakan yang mendukung dan keterlibatan lebih luas di pasar internasional. (nck)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: