Press Release Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Tuesday, 18 February 2025

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri

Februari, 18, 2025 | Daily Economic Review: Kinerja Perdagangan Ternormalisasi pada Januari 2025

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor turun -8,56% mom atau secara tahunan masih meningkat 4,68% yoy. 
Kinerja ekspor tersebut mencapai USD21,45 miliar, didorong oleh ekspor non-migas pada Januari 2025 yang mencapai USD20,40 miliar atau naik 6,81% yoy. Kinerja ekspor komoditas unggulan tercatat mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan. Komoditas batu bara yang mempunyai andil sebesar 10,63% dari total ekspor tercatat turun -19,33% mom atau -9,99% yoy. Penurunan terdalam terjadi pada komoditas CPO dan turunannya, yang dengan andil 7,04% turun -24,10% mom atau -16,68% yoy. Penurunan ekspor CPO dan turunannya disebabkan oleh penurunan permintaan dari mitra dagang yakni India (-43,65% mom), Pakistan (-52,92% mom), Tiongkok (-76,92% mom) dan Amerika Serikat (-22,71% mom).

Kinerja impor bulan Januari 2025 turun -15,18% mom atau turun -2,67% yoy menjadi USD18,00 miliar. 
Penurunan tersebut didorong oleh impor migas yang turun -24,69% mom dan -7,99% yoy menjadi USD2,48 miliar serta impor non-migas yang turun -13,43% mom atau -1,76% yoy. Menurut penggunaan barang, impor bahan baku penolong yang mempunyai andil sebesar 72,43% terhadap total impor turun -13,11% mom atau -3,15% yoy, yang disebabkan oleh penurunan impor komoditas bahan bakar mineral (HS 27) turun -26% mom, besi dan baja turun -23,39% mom, dan barang modal turun -15,19% mom atau naik 1,74% yoy. Impor barang konsumsi turun -28,65% mom atau turun secara tahunan sebesar -7,16% yoy. Penurunan impor pada Januari juga disebabkan oleh normalisasi kegiatan ekonomi setelah akhir tahun serta jumlah hari kerja yang lebih sedikit pada Januari 2025.

Surplus perdagangan meningkat di tengah penurunan impor yang lebih dalam. 
Surplus perdagangan Indonesia melebar dari USD2,24 miliar pada bulan Desember 2024 menjadi USD3,45 miliar pada bulan Januari 2025. Ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan bagi kinerja ekspor Indonesia ke depan. Tiongkok dan Jepang yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia masih menghadapi tekanan pada pertumbuhan ekonominya yang diperkirakan masih akan melambat dari tahun 2024. Selain itu, potensi pelemahan harga komoditas ke depan juga dapat menekan penerimaan negara dari sisi pajak dan nonpajak, yang pada akhirnya berisiko mempengaruhi APBN dan memicu kontraksi pendapatan. (aph)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: