Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri

Desember, 12, 2024 | Daily Economic Review: Pemerintah Mencatat Defisit APBN Sebesar 1,81% Terhadap PDB per November 2024

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatat defisit sebesar Rp401,8 triliun atau 1,81% dari PDB per November 2024, didorong oleh akselerasi belanja pemerintah.
Defisit tersebut lebih besar dibandingkan dengan defisit pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,23% dari PDB. Neraca primer mencatat surplus sebesar Rp47,1 triliun.

Penerimaan negara tumbuh sebesar 1,3% yoy atau mencapai Rp2.492,7 triliun.
Realisasi tersebut mencapai 89,0% dari target APBN, di bawah realisasi tahun lalu yang sebesar 100%. Penerimaan pajak dan cukai mencapai Rp1.946,7 triliun (84,3% dari target), sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terkontraksi 4,0% yoy menjadi Rp522,4 triliun, atau mencapai 106,2% dari target.

Belanja pemerintah meningkat 15,3% yoy menjadi Rp2.894,5 triliun.
Realisasi tersebut mencapai 87,0% dari target, atau lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 82,0%. Kenaikan belanja pemerintah tersebut didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur, penyaluran bantuan sosial dan subsidi, serta pembayaran pensiun.

Defisit anggaran tetap terjaga dengan pembiayaan anggaran yang terkendali.
Pemerintah telah merealisasikan total pembiayaan anggaran sebesar Rp428,8 triliun (82% dari target), dengan penerbitan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp437,2 triliun (65,6% dari target) dan penerbitan utang neto sebesar Rp46,4 triliun. Sementara itu, pembiayaan pemerintah non utang tercatat sebesar Rp -54,8 triliun.

Defisit fiskal pada November 2024 masih terkendali dan berada di bawah outlook pemerintah sebesar -2,7% dari PDB pada akhir tahun 2024.
Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga defisit fiskal tetap di bawah level 3%. Ke depan, kami mengantisipasi beberapa tantangan dari ekonomi global berupa kebijakan proteksionisme perdagangan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, yang dapat berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia dan berisiko menurunkan prospek penerimaan pajak. Namun demikian, upaya pemerintah untuk menopang penerimaan pemerintah dari beberapa kebijakan seperti penerapan core tax, penyesuaian tarif PPN, dan rencana penerapan amnesti pajak jilid ketiga, kami perkirakan dapat memaksimalkan potensi pendapatan pemerintah. Pemerintah juga berencana untuk mengefisienkan pengeluaran yang tidak produktif guna memaksimalkan kontribusi belanja negara terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara keseluruhan, kami memperkirakan defisit fiskal akan tetap di bawah 3% terhadap PDB. (sa)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Download Document Media